Senin, 02 Agustus 2010
aBout PULAU PASKAH
Pulau Paskah (bahasa Polinesia: Rapa Nui, bahasa Spanyol: Isla de Pascua) adalah sebuah pulau milik Chili yang terletak di selatan Samudra Pasifik. Walaupun jaraknya 3.515 km sebelah barat Chili Daratan, secara administratif ia termasuk dalam Provinsi Valparaiso. Pulau Paskah berbentuk seperti segitiga. Daratan terdekat yang berpenghuni ialah Pulau Pitcairn yang jaraknya 2.075 km sebelah barat. Luas Pulau Paskah sebesar 163,6 km². Menurut sensus 2002, populasinya berjumlah 3.791 jiwa yang mayoritasnya menetap di ibukota Hanga Roa. Pulau ini terkenal dengan banyaknya patung-patung (moai), patung berusia 400 tahun yang dipahat dari batu yang kini terletak di sepanjang garis pantai.
Hingga kini patung-patung batu dan Pulau Paskah tetap menjadi misteri. Banyak versi yang mencoba memaparkan bagaimana dan apa yang terjadi di Pulau Paskah. Namun hal itu tetap menjadi kontroversi.
"Patung-patung batu yang terdiri dari sedikitnya 3 varian itu diduga berkaitan erat dengan ritual pemujaan suku-suku yang mendiami Pulau Paskah. Masing-masing suku punya puluhan arca sendiri dengan ukuran yang begitu besar. Setiap kali terjadi perang antar suku, patung tersebut akan ikut menjadi sasaran penghancuran."
Berdasarkan penelitian, patung batu itu dibuat oleh penduduk lokal dari dinding batu yang terdapat di gunung-gunung berapi yang berada di Pulau Paskah. Sedikitnya ada empat gunung di Pulau Paskah. Karena Pulau Paskah sendiri adalah pulau vulkano.
Dikawah gunung api utama yang disebut Rano Raraku, masih terlihat jejak-jejak pembuatan patung. Disana ditemukan patung-patung yang terpahat di dinding batu gunung. Di sekitarnya tersebar 400-an patung yang belum selesai, hampir selesai, dan sudah selesai namun belum dipindahkan.
Disekitar kawah dekat patung-patung yang belum selesai itu, ditemukan alat-alat pertukangan khususnya alat-alat pahat. Berdasarkan telaah peneliti, alat-alat itu sengaja ditinggal dan sepertinya akan digunakan kembali oleh pemahatnya.
Di sekitar lereng Rano Raraku banyak tersebar patung-patung setengah badan. Berjarak-jarak sampai ke kawasan tepi pantai. Masing-masing patung rata-rata seberat 30 ton – 50 ton, dengan tinggi 3 meter – 19 meter.
Rongorongo
Pulau Paskah, Chili dan terletak di selatan Samudra Pasifik, diduga ditemukan pertama kali oleh orang-orang Polinesia pada tahun 400. Sekelompok suku yang dipimpin Hotu Matua. Mereka mengembang kebudayaan dan peradabannya sendiri secara mengangumkan. Kemudian terpecah menjadi dua suku besar yaitu Suku Kuping Panjang dan Suku Kuping Pendek.
Suku ini dikenal punya keahlian memahat dan mengukir, itu terlihat dari banyaknya patung batu pahatan berukuran raksasa [petroglyphs] yang tersisa di Pulau Paskah.
Catatan sejarah yang tersisa dari suku ini selain patung-patung raksasa ada juga semacam "prasasti" yang dikenal sebagai Rongorongo. Naskahnya ditulis dalam bahasa Oceania. Berupa lambang gambar yang hingag kini belum bisa diuraikan maknanya.
Namun peneliti bahasa asal Hungaria, Wilhelm atau Guillaume de Hevesy [1932] tertarik pada naskah Rongorongo Pulau paskah ini. Ia menemukan semacam persamaan karakter naskah Rongorongo dengan naskah dari peradaban prasejarah Lembah Indus di India. Ia menemukan sedikitnya 40 persamaan umum yang menghubungkan keduanya pada tanda atau segel dari Mohenjo-daro.
"Diyakini Rongorongo berarti damai-damai. Diduga semacam dokumen perjanjian damai antara suku Kuping Panjang dan Suku Kuping Pendek yang berdiam di Pulau Paskah."
Patung-patung yang tersisa di Pulau Paskah juga menggambarkan wajah berkuping panjang dan wajah berkuping pendek serta patung bertopi. Ini mungkin menggambarkan keturunan suku yang mendiami Pulau Paskah. Tapi siapa yang tahu? [hg/jul].
Langganan:
Postingan (Atom)